Selasa, 29 November 2022

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA MODERN “MOISTWOUND HEALING” DAN TERAPI KOMPLEMENTER “NaCl 0,9% +MADU ASLI” TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETIK DERAJAT II DI RSUD BANGKINANG

  

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN 2580-2194 
Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 98
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PERAWATAN LUKA MODERN “MOISTWOUND HEALING” DAN TERAPI KOMPLEMENTER “NaCl 0,9% +MADU ASLI” TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA KAKI
DIABETIK DERAJAT II DI RSUD BANGKINANGNs. Riani, S.Kep., M.Kes¹, Fitri Handayani, SST., M.Kes²Dosen Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai¹²ani.ria2227@gmail.com fitrihandayani@gmail.com ABSTRAK
Masalah pada kaki diabetik misalnya ulserasi, infeksi dan gangren merupakan penyebabumum perawatan di rumah sakit bagi para penderita diabetes. Perawatan rutin ulkus, pengobatan infeksi, amputasi dan perawatan dirumah sakit membutuhkan biaya yang sangat besar tiap tahun dan menjadi beban yang sangat besar dalam sistem pemeliharan kesehatan.(Smeltzer dan Bare, 2002). Berbagai cara digunakan untuk mempercepat penyembuhan lukakaki diabetik diantaranya perawatan luka modern dan terapi komplementer. Perawatan lukamodern menggunakan metode moist wound healing dan terapi komplementer menggunakan Nacl 0,9% + madu asli. Saat ini seluruh rumah sakit di Bangkinang hanya berpusat pada Nacl0,9% + kasa saja dalam perwatan luka kaki diabetik pasien, belum menggunakan metode perawatan luka yang lain padahal sudah banyak perawatan luka yang sudah berkembangdengan pesat di Indonesia. Basri (2015) menunjukan Perawatan luka kaki menggunakanmetode konvensional cukup banyak mengeluarkan biaya perawatan bagi pasien dibandingkandengan metode modern. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan efektifitas perawatan luka modern
 Moist Wwound Healing 
 dan terapi komplementer Nacl 0,9% + maduasli terhadap penyembuhan luka kaki diabetik derajat II di RSUD Bangkinang. Penelitian ini bersifat
 eksperiment 
 dengan rancangan
 pre post one group with control 
. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang menderita luka kaki diabetik derajat II di RSUDBangkinang. Hasil penelitian menunjukkan perawatan luka mengguankan MWH lebih efektifdibandingkan NaCl0.9%+Madu asli. Dianjurkan untuk tenaga kesehatan untuk melakukanteknik MWH pada luka diabetik pasien DM agar biaya perawata lebih murah.
 
Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN 2580-2194 
Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 99
LATAR BELAKANG1.1
 
Pendahuluan
Penyakit degeneratif merupakan penyakit yang bisamenurunankan fungsi organtubuh. Diantara penyakitdegeneratif atau penyakit tidakmenular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatangadalah diabetes mellitus.Diabetes Mellitus (DM)merupakan sekelompok kelainanheterogen yang ditandai olehkenaikan kadar
 glukosa
 dalamdarah atau
hiperglikemia
.Dampak yang ditimbulkan sangatluas yang akan mempengaruhikualitas hidup pasien, terutama pada pasien dengan komplikasiluka kaki diabetes (
diabetic footulser 
), salah satu penyebabkomplikasi ini terjadi karenakerusakan saraf (
neuropaty
), pada kondisi ini pasien tidakdapat lagi membedakan suhu panas dan dingin, rasa sakit berkurang. Kaki pasien yangmengalami
neuropaty
 dua kalilipat beresiko mengalami lukadiabetisum (Sari, 2015).
 
Luka kaki diabetik selalu berhubungan dengan kejadianinfeksi yang merupakan penyebab terjadinya lukasemakin luas, sehingga terjadinyaulkus dan ganggren, bahkandilakukan amputasi bila pengobatan yang diberikan tidaksecara baik. Luka diabetes jugamemiliki dampak yang luas,karena dapat mengakibatkankematian, morbiditas, peningkatan biaya perawatan,dan penurunan kualitas hidup.Sari (2015 dalam Forozandeh,2005) mengemukakan risiko penderita DM untuk terkena lukakaki DM sepanjang hidupnyaadalah sebesar 15% dan risikoluka kaki DM dan amputasimeningkat 2-4 kali seiringdengan peningkatan usia danlamanya menderita DM.Masalah pada kaki diabetikmisalnya ulserasi, infeksi dangangren merupakan penyebabumum perawatan di rumah sakit bagi para penderita diabetes.Perawatan rutin ulkus, pengobatan infeksi, amputasi dan perawatan dirumah sakitmembutuhkan biaya yang sangat besar tiap tahun dan menjadi beban yang sangat besar dalamsistem pemeliharan kesehatan.(Smeltzer dan Bare, 2002).
 
Perawatan luka kaki diabetesmemerlukan penanganan multidisiplin yang melibatkan dokteruntuk mengontrol kadar guladarah, ahli gizi dalam mengeloladiet dan perawat yang melakukan perawatan. Perawatan luka pada pasien dengan berbagai stadiummembutuhkan perawatantersendiri, mulai stadium ringanyang cukup menggunakan alat-alat sederhana sampai stadium berat yang harus menggunakansarana dan prasarana dan seorang perawat khusus diabetes, perawatan secara langsungterhadap luka pasien menjaditanggungjawab utama perawat.Tehnik perawatan saat inimengalami perkembangan yangsangat pesat, dimana perawatanluka sudah menggunakan perawatan modern
“MoistWound Healing (MWH)”
seperti
alginate, metcovazin, foam,hydrocolloid, hydrogel,
danterapi komplementer
 
Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN 2580-2194 
Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 100
menggunakan madu aslisedangkan perawatankonvensional masihmenggunakan Nacl,
betadhine
dan kasa
. MWH
yaitu suatu metodecara penyembuhan luka denganmempertahankan isolasilingkungan luka yang tetaplembab dengan menggunakan balutan penahan kelembaban.Metode
 MWH 
 ini secara klinismemiliki keuntungan akanmeningkatkan proliferasi danmigrasi dari sel-sel epiteldisekitar lapisan air yang tipis,mengurangi resiko timbulnya jaringan parut, dan lain-lain,keunggulan metode ini dapatmeningkatkan
epitelisas
30
 – 
50%, meningkatkan sintesakolagen sebanyak 50%, rata-rata
 reepitelisasi
 dengan kelembaban2
 – 
5 kali lebih cepat serta dapatmengurangi kehilangan cairandari atas permukaan luka.kualitas penyembuhan baik, lukacepat sembuh sehinggta dapatmengurangi biaya perawatan.Beberapa penelitian sebelumnyatelah diketahui konsep perawatanluka modern lebih efektif dalam pengangkatan jaringan mati(nekrotik), peningkatan perbaikan luka, dan penurunannyeri saat penggantian balutan.
 
Terapi komplementermerupakan pengobatan nonkonvensional yang bukan berasaldari negara yang bersangkutan(WHO, dalam Andriana 2013).sedangkan menurut Indonesiaterapi komplementer adalahterapi cara penanggulanggan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatanmedis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yangkonvensional.(Andriana, 2013)
 
Madu alami memilikikandungan yang dapatmenyembuhkan luka kakidiabetik. Sebagai contohnyaenzim katalase yang berfungsisebagai antibakteria dankandungan air yang kurang 18%memungkinkan madu untukmenarik pus (nanah) disekitararea luka yang di oles denganmadu alami tersebut(Suranto,2007)
 
Badan kesehatan dunia (
Word Health Organization
)memperkirakan jumlah penderitadiabetes melitus di Indonesiaakan meningkat hingga duasampai tiga kali lipat pada tahun2030 dari 8,4 juta mencapai 21,3 juta orang. Sedangkan Indonesiamenempati urutan keempatterbanyak penderita DM di duniayaitu 8,4 juta setelah india 31,7 juta, cina 20,8 juta, AS 17,7 juta jiwa. (http://www.WHO.Diperoleh tanggal 9 April 2015).
 
Data RSUD Bangkinangtahun 2016 diketahui bahwa perawatan luka kakimenggunakan moist woundhealing belum pernah dilakukan pada pasien dengan luka kakidiabetik derajat II, selama ini perawatan luka hanyamenggunakan cairan Nacl 0,9%saja. Dimana jumlah hari rawatan pasien dan kemajuan luka pasien belum bisa ditentukan secaraspesifik tergantung kepadakondisi pasien tersebut.Perawatan luka dengan
moistwound healing 
 saat ini sudah pernah dilakukan di klinik perawatan luka di Kota
Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN 2580-2194 
Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 101
Tembilahan, dimana hasilobservasi memperlihatkan bahwaada kemajuan jumlah harirawatan pasien dan kemajuanluka pasien sehingga pasien cepat pulang. Biaya yang dikeluarkanuntuk perawatan tersebut hanya50.000 ribu untuk setiap luka pasien. Sedangkan perawatanluka kaki diabetik menggunakan Nacl 0,9% madu asli sudahdilakukan di klinik perawatanluka di bangkinang, hasil penelitian menggunakan maduasli menunjukkan kemajuandalam perbaikan jaringan dannanah cepat mengering.Berdasarkan kondisi tersebut,maka peneliti tertarik untukmeneliti tentang PerbadinganEfektifitas Perawatan LukaModern
 Moist Wound Healing 
dan terapi komplementer Nacl 0,9% + Madu Asli terhadapPenyembuhan Luka DiabetikDerajat II Di RSUD BangkinangTahun 2016?
 1.2
 
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yangtelah diuraikan diatas, makayang menjadi rumusan masalahdalam penelitian ini adalahPerbadingan EfektifitasPerawatan Luka Modern
 MoistWound Healing 
dan terapikomplementer Nacl 0,9% +Madu Asli terhadapPenyembuhan Luka DiabetikDerajat II Di RSUD BangkinangTahun 2016?
1.3
 
Tujuan Penelitiana.
 
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian iniadalah untuk mengetahuiPerbadingan Efektifitas PerawatanLuka Modern
 Moist Wound Healing 
dan terapi komplementer Nacl 0,9% Madu Asli terhadapPenyembuhan Luka DiabetikDerajat II Di RSUD BangkinangTahun 2016?
b.
 
Tujuan Khusus
1.
 
Mengetahui karakteristikresponden yang mengalamiluka kaki diabetik derajat IIdi RSUD Bangkinang2.
 
Mengetahui degenerasiluka kaki diabetik derajat IIsebelum diberikan perawatan lukamenggunakan
 MoistWound Healing 
 3.
 
Mengetahui degenerasiluka kaki diabetik derajat IIsesudah diberikan perawatan lukamenggunakan
 MoistWound Healing 
 4.
 
Mengetahui degenerasiluka kaki diabetik derajat IIsebelum diberikan perawatan lukamenggunakan Nacl 0,9 % +Madu Asli5.
 
Mengetahui degenerasiluka kaki diabetik derajat IIsesudah diberikan perawatan lukamenggunakan Nacl 0,9 % +Madu Asli6.
 
Mengetahui PerbadinganEfektifitas Perawatan LukaModern
 Moist Wound Healing 
dan terapikomplementer Nacl 0,9% +Madu Asli terhadapPenyembuhan LukaDiabetik Derajat II DiRSUD Bangkinang Tahun2016?
2.
 
Metode Penelitian
Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN 2580-2194 
Jurnal Ners Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Page 102
2.1 Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengandesain penelitian dalam penelitian ini
quasyeksperimental
menggunakanrancangan penelitian
 prepost testwith control.
2.2
 
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian di RSUDBangkinang dengan waktu penelitian pada 24
 – 
 30 Juli2017.
2.3
 
Populasi dan Sampela.
 
Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pasien yang menderita lukadiabetik (grade II sesuaiklasifikasi
Wagner 
) di RSUDBangkinang tahun 2017
b.
 
Sampel Penelitian
 Sampel pada penelitian inisemua pasien DM Tipe IIdengan luka gangren derajatII yang dirawat inap di RSUDBangkinang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
 purposivesampling 
 dengan jumlah sampel 20 orang(Kelompok pasien lukadiabetik dengan perawatan NaCl 0,9% madu asli diruang penyakit dalamsebanyak 10 orang dankelompok pasien lukadiabetik dengan perawatan
 MWH 
 di ruang perawatan bedah sebanyak 10 orang).
2.4
 
Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukandengan menggunakan lembarchecklist (metode wagner) untukmenilai degenerasi penyembuhan luka diabetik berdasarkan ukuran luka, jumlah jaringan yang mengalaminekrotik, dan epitelisasi.
2.5
 
Analisa Data
Secara garis besar langkah pengolahan analisis datameliputi
 Editing, Coding, Procesing dan Cleaning.
Datadiolah dengan menggunakan uji
T test 
, yaitu pengujian yangdilakukan untuk mengujihipotesis tentang hubunganantara satu variabel independentdengan satu dependent (Sugiyono: 2014).
3.
 
Hasil Penelitian3.1 Hasil Penelitian Bivariat
Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis perbandingan perawatan luka kaki diabetikdengan menggunakan MWHdibanding perawatan luka kakidiabetik dengan menggunakan NaCl 0,9% Madu di RSUDBangkinang Tahun 2017.Pengumpulan data pada penelitian ini dimulai dari 24 - 30Juli 2017.Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian setiap variabel melaluianalisis univariat dan bivariat.
1.
 
Analisa Bivariat
Analisis bivariat bertujuanuntuk mengetahui kemaknaan perbandingan perawatan luka kakidiabetik dengan menggunakanMWH dibandingkan perawatanluka kaki diabetik denganmenggunakan NaCl 0,9% + Madudi RSUD Bangkinang dengan uji
T Test
dengan α = 0,05
 
Tabel 4.5 : Perbandingan EfektivitasPerawatan Luka DiabetikNaCl 0,9% + Madudengan MWH
Tabel 4.5 di atasmenunjukkan selisih mean peringkat tiap kelompok. yaitu pada kelompok responden dengan perawatan NaCl 0,9% +Madurerata peringkatnya padaluka 0,1, jaringan 0,4 danepitelisasi 0,2. sedangkan padakelompok MWH selisih rerata pada luka 1,6, jaringan danepitelisasi 0,4. untuk uji statistik, perawatan luka denganmenggunakan metode MWH lebihefektif dibandingkan denganmetode Madu + NaCl 0,9%dengan P Value 0,00.
Perbandingan Perawatan Luka
moist wound healing
dan NaCl0,9% + Madu terhadapPenyembuhan Luka Diabetik diRuang Pejuang dan Ruang AliRSUD Bangkinang.
Penelitian yang dilakukanterhadap 10 responden, diperolehrata- rata skor perkembangan luka pada kelompok perawatan luka yangmenggunakan NaCl 0,9 % + Madusebesar 0,1 sedangkan rata-rata skor perkembangan luka pada kelompok balutan
 Moist Wound Healing 
 adalahsebesar 1,6Uji
T Test 
 digunakan untukmenganalisis efektifitas perawatanluka kaki diabetik modern tehnik
 Moist Wound Healing 
 dengan tingkat
signifikansi ≤ 0,05
. Makadiperoleh nilai signifikansi (p)sebesar 0,00 yang artinya 0,05sehingga Ho ditolak. Hal ini bermakna ada perbedaan efektifitas perawatan luka diantara keduakelompok yang diuji yaitu kelompokresponden yang menggunakan NaCl0,9 % + Madu dan kelompokresponden yang menggunakanmetode perawatan
 Moist Wound Healing 
.Pasien dengan luka kakidiabetes membutuhkan perawatan jangka panjang untuk dapat sembuhkembali. Dalam penelitian Sheehan(2007), dilaporkan perawatan pasien dengan luka kaki diabetesakan menunjukkan penutupan luasarea luka pada 4 minggu pertama dansembuh total 12 minggu.Konsekuensi logis dari perawatanluka kaki diabetik tentunya adalah beban biaya yang harus ditanggungoleh pasien. Biaya perawatan yangmahal bukan berarti tidak efektif,kondisi ini bisa dianalogikan dengansuatu luka yang dirawat denganmetode konvensional akan
Variabel( NaCl0,9% +Madu)SelisihMeanSD CI 95%PValue
Luka 0.1 0,4 0,4
 – 
 0,6 0,08Jaringan 0,4 0,5 0,0
 – 
 0,7 0,03Epiteiassi 0,2 0,4 0,0
 – 
 0,7 0,03
VariabelMWHSelisihMeanSD CI 95% PValue
Luka 1,6 0,4 0,1
 – 
 0,5 0,00Jaringan 0,7 0,4 0,1
 – 
 0,5 0,01Epiteiassi 0,4 0,4 0,1
 – 
 0,5 0,03















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB XI KESELAMATAN DI LABORATORIUM

 KLIK LINK MATERI BAB 11 DI BAWAH INI:  https://docs.google.com/presentation/d/16uaFdyevRUFHC_NvuKjjd-8NDZA4WyAY/edit?usp=drive_link&oui...